JAKARTA (pkukini) – Angka kematian karena virus corona baru atau Covid-19 di Indonesia lebih tinggi 0,8 persen dari kematian global.
“Saya mengikuti gerak-gerik pemerintah hari demi hari. Sejak Mei setelah Hari Raya Idul Fitri, Presiden, para menteri masa bodoh alias tidak mau dengar tv, tidak mau baca koran, tidak mau degar rakyat, alias pembiaran,” ujar kritikus asal Papua ini mengutip Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/8/2020).
Jelas Natalius Pigai, terkait minimnya serapan anggaran tersebut, Presiden Joko Widodo pun pura-pura mengamuk dan mengancam melakukan reshuffle kabinet.
Menurut mantan komisioner Komnas HAM ini, kematian akibat pembiaran adalah salah satu unsur utama pelanggaran HAM, yaitu human rights abused by omission.
Rakyat sebagai pemegang hak (rights holder) berhak menuntut kompensasi kepada Presiden Jokowi dan kabinetnya. Hal ini penting agar pemerintah memiliki tanggungjawab terhadap tugas yang diemban,” ucapnya.
“Dan, kalau tidak sanggup urus negara, sebaiknya Jokowi dan kabinetnya mundur,” demikian Natalius Pigai menambahkan.