PEKANBARU – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tercatat di Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru hingga pekan ke-26 tahun 2020 tembus diangka 417 kasus. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan kasus Corona yang tercatat 88 kasus di Pekanbaru.
⠀
Data yang dihimpun Diskes Kota Pekanbaru dari 21 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), jumlah tersebut tersebar di 12 Kecamatan di Pekanbaru.
⠀
Kepala Diskes Kota Pekanbaru, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maisel Fidayesi mengatakan, Kecamatan Tenayan Raya menjadi penyumbang kasus tertinggi, yakni mencapai 77 kasus.
⠀
“Dari Januari sampai akhir Juni 2020 ini ada 417 kasus yang terdata. Itu tersebar di 12 Kecamatan,” kata Maisel belum lama ini.
⠀
Dirincikannya, jumlah sebaran kasus di beberapa Kecamatan diantaranya, Kecamatan Sukajadi 16 kasus, Senapelan 15 kasus, Pekanbaru Kota 7 kasus, Rumbai Pesisir 18 kasus, Rumbai 26 kasus, Limapuluh 33 kasus, Sail 5 kasus, Bukit Raya 47 kasus, Marpoyan Damai 56 kasus, Tenayan Raya 77 kasus, Tampan 68 kasus, dan Payung Sekaki 49 kasus.
⠀
Menurutnya, lingkungan menjadi faktor utama terjadi peningkatan kasus DBD. DBD disebabkan gigitan nyamuk Aedes agepty. Sementara nyamuk Aedes agepty bersarang dan berkembang biak pada lingkungan yang kumuh.
⠀
“Lewat Puskesmas kita beri penyuluhan ke masyarakat terkait mencegah DBD ini,” jelasnya.
⠀
Masyarakat diimbau untuk melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Lewat gerakan 3M, menguras bak mandi, mengubur barang bekas dan menutup bak penampungan.
⠀
Selain itu jika didapati gejala-gejala DBD seperti demam tinggi, muntah, dan terjadi bintik merah pada kulit supaya segera memeriksakan diri.
⠀
“Karena DBD tidak main-main. Harus mendapatkan penanganan yang cepat dari medis,” tegasnya.
⠀
DBD sendiri dapat berujung kematian jika mendapatkan penanganan medis yang lambat. Ditambahkan Maisel, dari total kasus, hingga saat ini masih dirawat sebanyak 6 orang, sementara yang lainnya sudah sembuh.