PekanbaruKini.com
Headlines Nasional

Fakta-Fakta Kuburan Bansos di Depok

Pekanbarukini.com (JAKARTA) – Bantuan sosial (bansos) berupa beras dalam jumlah yang diperkirakan banyak ditemukan di lahan kosong, Jalan Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Sembako tersebut dipendam di dalam tanah dalam kedalaman tertentu.

Temuan tersebut lantas dilaporkan oleh warga ke Polresta Depok. Kasus kuburan bansos saat ini dalam penanganan polisi.

“Pihak terlapor JNE, dalam hal ini saudara A karena diduga dia yang memerintahkan. Dan mungkin nanti ada laporan pidana umumnya, penggelapan, laporan nanti dari Kemensos mungkin, dan ini diduga ada indikasi keterlibatan oknum aparat dan ASN,” kata Rudi Samin, seorang warga yang mengaku sebagai pemilik lahan tersebut kepada wartawan, Minggu (31/7).

Berikut fakta-fakta terkait kuburan bansos tersebut:

Berawal dari Info Orang Dalam JNE

Rudi mengaku mendapat informasi terkait adanya kuburan bansos, dari salah satu rekannya yang bekerja di JNE.

“Saya dapat informasi dari orang dalam JNE yang katanya ada pemendaman sembako,” kata Rudi.

Rudi pun membuktikan informasi yang diterimanya dengan menggali lokasi yang diduga ada bansos dipendam. Pada hari pertama, dia tidak dapat hasil.

Lalu berbekal informasi dari salah satu rekannya yaitu S yang juga pernah bekerja di gudang JNE cabang Depok itu, Rudi kemudian melakukan penggalian lagi menggunakan alat berat. S adalah mantan pekerja JNE yang sempat dia tolong karena pernah dituduh mencuri.

“Saya ingat punya klien inisial S, bahwa yang bersangkutan pernah kerja di sini (JNE) dan dia ngaku pernah diperintahkan bawa sembako ke dalam mobil besar oleh koordinator JNE inisal A. Saya penasaran, maka saya cari, sampai dua hari. Nah hari ketiga saya dapat dengan menggunakan beko,” ujarnya.

Sembako Bertulis untuk Luar Jawa, Kondisi sudah Busuk

Saat ditemukan, sembako yang dikubur kondisinya sudah membusuk. Ketika digali pun menimbulkan aroma yang cukup menyengat.

Sejauh ini baru satu karung beras yang ditemukan.

“Beras itu masih ada yang karungan, sagunya juga ada,” terangnya.

Sembako yang ditemukan terdapat tulisan bantuan presiden yang dikoordinir Kemensos (Kementerian Sosial). Dari tulisan yang tertera, kata Rudi Samin, bantuan tersebut ditujukan untuk masyarakat luar Pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, NTT dan lain sebagainya.

Lahan Parkir JNE

Camat Sukmajaya, Kota Depok, Fery Birowo mengaku kaget dengan adanya temuan beras sembako bansos yang dikubur di lahan Jalan Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya.

Lahan tersebut selama beberapa tahun ini digunakan untuk lahan parkir perusahaan ekspedisi JNE.

“Itu kami sempat agak kaget juga, ternyata di situ ada penimbunan beras dari banpres. Karena lokasi tersebut sudah beberapa tahun digunakan untuk lokasi parkir JNE. Beberapa tahun, didekat situ biasanya lurah atau warga itu ada aktivitas di situ, dan selalu ramai,” kata Fery, Minggu (31/7).

Dikatakan, selama ini tidak ada mobil beko untuk menggali di lokasi ditemukan banpres tersebut. Alat berat baru ada di lokasi ketika penggalian oleh Rudi Samin, warga yang mencurigai adanya penimbunan sembako banpres untuk disalurkan tahun 2020 lalu. Selama ini, kata Fery, lokasi tersebut ditutup karena digunakan untuk area parkir.

“Bahkan lurah hampir setiap hari lewat situ, makanya kaget juga. Harusnya kan masyarakat lihat kalau ada beko. Beko itu baru ada pas penggalian,” ucapnya.

JNE Mengakui Menimbun Bansos

PT Tiki Jalur Nugraha Ekakulir (JNE) buka suara terkait penimbunan bansos. Penimbunan disebut-sebut dilakukan di dekat gudang kawasan Sukmajaya.

JNE mengakui telah menimbun bansos itu. “(Yang melakukan penimbunan atau penguburan sembako JNE) Iya betul,” kata Head of Media Relation Departement, Kurnia Nugraha sebagaimana dikutip dari merdeka.com.

Namun Kurnia langsung memberikan penjelasan. Soal keputusan JNE mengubur bansos-bansos tersebut. Sebab, bansos itu telah mengalami kerusakan. Karena itu dia meyakini penguburan bansos tidak menyalahi aturan dan telah sesuai dengan prosedur.

“Jadi itu memang beras yang rusak. Dan memang bisa dibilang berasnya itu sesuai ini sudah terjadi pergantianlah, jadi sudah tidak layak dan karena sudah rusak,” jelasnya.