PekanbaruKini.com
Headlines Rokan HIlir

Setelah 3 Tahun Absen, Festival Bakar Tongkang di Riau Sedot Puluhan Ribu Wisatawan

Pekanbarukini.com (ROHIL) – Setelah 3 tahun absen lantaran pandemi COVID-19, Festival Bakar Tongkang kembali dilaksanakan. Event pariwisata ini berhasil menyedot puluhan ribu wisatawan untuk hadir di Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.

Seperti sebelumnya, event yang sarat budaya Tionghoa peranakan ini adalah acara yang dilakukan untuk memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke Bagansiapiapi pada tahun 1820 silam. Ketika itu, masyarakat Tionghoa juga berjanji untuk mengembangkan diri di kota yang punya julukan Hong Kong Van Andalas.

Proses Ritual Bakar Tongkang dimulai dari klenteng Ing Hok Kiong. Rumah ibadah umat Tionghoa itu merupakan klenteng tertua di Kota Bagansiapiapi. Dari kelenteng tersebut para peserta acara Bakar Tongkang bergotong royong, saling bahu membahu secara bergantian mengeluarkan replika kapal tongkang.

Suasan Klenteng Ing Hok Kurang (Foto Heru Maindikali) 

Replika Kapal Tongkang itu, terbuat dari kayu dan kertas, dihiasi simbol-simbol khusus yang mengandung makna. Pihak penyelenggara acara sudah mempersiapkan replika ini sejak beberapa bulan lalu.

Sekitar pukul 14.00 WIB, Gubernur Riau Syamsuar bersama Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong, dan sejumlah pejabat lain ikut hadir di Kelenteng In Hok King. Mereka melepas replika kapal tongkang menuju tempat ritual pembakaran. Lokasinya berada di lapangan, Jalan Kelenteng, Kota Bagansiapiapi.

“Setelah tiga tahun penyelenggaraan event Bakar Tongkang ditiadakan akibat pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, kini dapat kita saksikan kembali Event Pariwisata Nasional Bakar Tongkang. Event ini selalu dinantikan oleh masyarakat Tionghoa, baik dari Kabupaten Rokan Hilir maupun masyarakat Tionghoa dari mancanegara,” kata Gubernur Riau Syamsuar, Selasa (4/7/2023).

Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan kata sambutan pada acara pelepasan Replika Kapal Tongkang (Foto Afrianto Silalahi) 

 

Dikatakan Gubri Syamsuar, Sektor Pariwisata mampu menstimulasi banyak perubahan sekaligus mengembangkan pariwisata. Hal ini sama artinya dengan upaya merawat budaya, alam, sampai sektor keekonomian.

“Karena itulah kita sangat mendukung pertumbuhan sektor kepariwisataan dengan mengembangkan objek yang sesuai dengan keinginan publik. Bagansiapi-api, misalnya, tidak hanya dikenal dengan event Bakar Tongkang, mulai dari Kuliner sampai Bagan Heritage juga tak kalah,” ujarnya.

Arak-arakan Replika Kapal Tongkang (Foto Heru Maindikali) 

Ia menilai dengan adanya event Festival Bakar Tongkang akan meningkatkan perekonomian yang ada di daerah, khususnya Kabupaten Rokan Hilir. Saat ini pemerintah daerah ditugaskan oleh pusat untuk melaksanakan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).

“Dengan adanya even ini akan tumbuh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Bagansiapiapi khususnya dan Rokan Hilir pada umumnya. Ini juga sejalan dengan program bangga berwisata di Indonesia,” pungkasnya.

Setelah dilepas Gubernur Riau, replika kapal tongkang diarak dan digotong secara bergantian, diikuti oleh peserta ritual dan pengunjung yang hadir yang mayoritas mengenakan busana berwarna merah. Perlengkapan ornamen Tionghoa pun memenuhi kota itu. Seketika kota itu tampak seperti sebuah China Town. Meriah sekali.

Ketika itu, rintikan air hujan sempat membasahi lokasi acara. Aroma kepulan asap dari bakaran Hio atau dupa juga tercium tajam. Namun, kondisi itu tak menyurutkan niat wisatawan untuk menyaksikan tradisi tersebut.

Arak-arakan Replika Kapal Tongkang (Foto Heru Maindikali) 

Sementara, rute arak-arakan Bakar Tongkang masih melewati jalur yang sama seperti pada pelaksanaan sebelumnya.  Dimulai dari Jalan Klenteng, selanjutnya diarak sejauh 1,2 Kilometer melewati Jalan Perniagaan hingga sampai di lokasi ritual bakar bakar tongkang dilaksanakan.

Di sejumlah persimpangan jalan, replika kapal tongkang disambut ritual khusus. Seperti saat melewati Kelenteng Kuan Tei Tua, ritual dilakukan oleh para Tatung. Sehingga replika tongkang yang diarak musti berhenti sejenak.

Replika kapal tongkang yang diarak-arak massa pun tiba pukul 16.57 WIB di lokasi pembakaran. Lalu, langsung dinaikkan ke atas tumpukan kertas sembahyang warna kuning atau Kim ChuaChua.

Selanjutnya, Replika Kapal Tongkang yang akan dibakar sudah siap. Tinggal menunggu eksekusi. Hiasan-hiasan angpao bercorak keemasan serta merah, tersusun rapi di dekat tongkang. Seluruhnya disiapkan tanpa ada satu pun yang kurang sebagai syarat wajib prosesi bakar tongkang. Kemudian, replika kapal tongkang dibakar sebagai acara puncak melihat arah jatuhnya tiang tongkang

Ketika Replika Kapal Tongkang dibakar, peserta begitu antusias melihat arah tiang tongkang itu jatuh. Tiang layar tongkang yang dibakar jatuh ke arah laut. Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, arah jatuhnya tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha. Di mana peruntungan tahun ini berada di laut berdasarkan jatuhnya tiang.