PekanbaruKini.com
Headlines Kampar

Butuh Perhatian Pemkab Kampar, Jalan dan Gedung SMPN 8 Tambang Sangat Memprihatinkan

Pekanbarukini.com (KAMPAR) – Tak banyak yang tau, di Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kampar ternyata ada sekolah negeri yang kondisinya cukup memprihatinkan. Sekolah yang dimaksud adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Tambang.

Kondisi sekolah negeri yang berada di Jalan Suka Mulya, Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar ini banyak fasilitas pendukungnya yang sudah mulai rusak.

Seperti pintu toilet yang sudah terlepas, kemudian jendela yang tidak dipasang trali besi dan pintu ruang kelas yang sudah rusak dan plafon yang terlepas serta kursi yang patah. Sementara kondisi bangunan juga terlihat kusam karena cat dinding yang mulai terkelupas.

Bahkan di sekeliling bangunan sekolah ini juga belum dilengkapi dengan pagar. Sehingga akses keluar masuk orang ke sekolah ini pun menjadi bebas.

Kondisi ini tidak bisa dibiarkan lama-lama, sebab di sekitar sekolah ini belum ada permukiman warga, sehingga rawan terjadinya aksi pencurian.

Tidak hanya bangunannya yang memprihatikan, namun untuk menuju ke SMP N 8 Tambang ini para siswa dan guru juga butuh perjuangan yang berat.

Saat baru sampai di depan sekolah, para siswa dan guru harus melintasi jembatan yang terbuat dari kayu.

Begitu juga dengan kondisi jalan Suka Mulya yang merupakan akses jalan satu-satunya menuju ke sekolah ini juga belum tersentuh semeniasi dan pengaspalan pemerintah kabupaten Kampar.

Jalannya masih berupa jalan tanah yang dipenuhi lubang di sepanjang jalan. Sehingga sangat tidak nyaman untuk dilewati kendaraan.

Panjang jalan tanah yang berlumpur dan licin saat hujan ini lebih kurang 2,3 Kilometer.

Apalagi saat musim hujan tiba, kondisi jalan menjadi becek dan licin. Sehingga sangat membahayakan pengendara yang melintasi jalan tersebut. Khususnya para siswa yang setiap hari melewati Jalan Suka Mulya ini untuk menimba ilmu di SMP Negeri 8 Tambang.

“Kalau hari hujan jalan ke sekolah ini licin banyak guru-guru dan murid kami yang terjatuh,” kata Kepala SMP Negeri 8 Tambang, Laidin, M.Pd menceritakan perjuangan para guru dan siswa di sekolah saat musim hujan tiba, Jumat (9/6/2023).

“Jalan menuju ke sekolah kita ini memang sanga tidak layak. Mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah daerah, minimal pengerasan lah,” imbuhnya.

Laidin menjelaskan, saat ini jumlah siswa di SMPN 8 Tambang sebanyak 98 orang siswa. Namun ada 24 siswa yang lulus tahun ini. Sehingga jumlah siswa yang tersisa menjelang penerimaan siswa baru sebanyak 74 siswa.

“Tahun in kita perdana menamatkan peserta didik, ada 24 siswa angkatan pertama yang tamat tahun ini, kemarin kami sudah melaksanakan acara perpisahan di sekolah,” ujarnya.

Sementara untuk ruang kelas di SMPN 8 Tambang ada tiga ruang dengan jumlah Rombongan Belajar (Rombel) sebanyak 4 Rombel. Jumlah ruang kelas yang ada saat ini diakui Laidin tidak memadai dengan jumlah siswa dan rombel yang ada. Sehingga pihak sekolah terpaksa menggunakan ruang TU disulap jadi ruang kelas.

“Kondisinya tidak layak, kecil dan panas, tapi mau gimana lagi, ruang kelas kita terbatas, bangku kita juga terbatas, banyak yang rusak,” katanya.

Sejauh ini pihak sekolah sudah berusaha untuk memperjuangkan agar ruang kelas di SMP N 8 Tambang ini ditambah. Salah satu usahanya adalah dengan mengajukan proposal ke Pemkab Kampar. Namun hingga saat ini belum ada bantuan yang dikucurkab Pemkab Kampar ke sekolah tersebut.

“Harapan kita kepada pemrintah daerah, pertama jalan menuju ke sekolah diperbaiki, kemudian menambah ruang belajar dan ruang labor. Proposal sudah kita ajukan, mudah-mudahan bisa direaliasikan, karena kami memang sangat membutuhkan bantuan itu,” ujarnya.

Laidin mengungkapkan, lokasi sekolah yang jauh dari pemukiman warga juga menyebabkan sekolah ini sering kehilangan. Sudah banyak fasilitas sekolah yang dicuri oleh maling. Mulai dari pintu hingga pot bunga.

“Bahkan tiang bendera kita pun hilang dicuri maling,” kata Laidin kesal.

Pihanya sejauh ini sudah melaporkan aksi pencurian ini ke pihak kepolisian dan berharap pelakunya ditangkap agar kedepan tidak ada lagi aksi pencurian yang terjadi dilingkungan SMPN 8 Tambang.

Melihat kondisi ini, Pemerintah Desa Tarai Bangun tidak bisa berbuat banyak. Sebab Jalan Suka Mulya akses menuju ke SMP N 8 Tambang ini merupakan jalan kabupaten yang kewenanganya berada dibawah Pemkab Kampar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

Begitu juga dengan bangunan sekolah yang kewenanganya berada di bawah dinas Pendidikan Kabupaten Kampar.

“Kami berharap Pemda Kampar agar dapat menganggarkan dana untuk pengasapalan jalan akses menuju ke SMPN 8 Tambang. Karena kondisi jalanya sangat tidak layak untuk dilewati apalagi saat hari hujan, kasian kita melihat para murid dan guru-guru yang harus berjuang keras untuk bisa sampai ke sekolah,” katanya.

Selain masalah jalan, Andra juga berharap Pemkab Kampar melalui Dinas Pendidikan Kampar bisa mengalokasi anggaranya untuk penambahan gedung untuk ruang kelas baru di SMP N 8 Tambang.

“Tapi yang paling urgen itu pagar dan trali jendela serta pintu sekolah. Karena sangat rawan maling akibat belum ada pemukiman di sekitar sekolah,” ujarnya.

Andra mengaku miris melihat kondisi ini. Sebab Desa Tarai Bangun merupakan wajah Kabupaten Kampar karena berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru, Ibu kota Provinsi Riau.

“Dengan kondisi seperti ini, tentu mencoreng wajah pendidikan Kabupaten Kampar secara umum,” ujarnya.

Sebagai informasi, SMP N 8 Tambang mulai dirintis sejak tahun 2016 lalu. Sekolah ini mulai beroperasi dan menima siswa angkatan pertama pada tahun 2020. Saat ini jumlah siswa di sekolah ini sudah ada 98 siswa. Sedangkan jumlah gurunya ada 8 honorer, 2 orang guru PNS dan 2 orang guru honorer kontrak. (*)