Pekanbarukini.com (PEKANBARU) – Pasca mengirimkan sampel ayam yang mati mendadak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar ke laboratorium BVET Bukittinggi. Hingga saat ini, pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Riau masih menunggu hasil pemeriksaan tersebut untuk memastikan ayam mati akibat flu burung atau tidak.
Kepala DPKH Riau Herman mengatakan, selain di Kabupaten Kampar, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan ada unggas di daerah lain yang ditemukan mati mendadak. Karena itu, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium BVET Bukittinggi tersebut.
“Kami masih menunggu hasilnya, hingga saat ini belum keluar. Selain di Kampar, belum ada daerah lain yang melaporkan kejadian serupa. Untuk di Kampar, total ayam yang mati mendadak berjumlah 543 ekor jenis ayam kampung,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, karena hasil uji laboratorium BVET Bukittinggi belum keluar. Pihaknya belum bisa memastikan apakah ratusan unggas yang mati mendadak tersebut akibat flu burung. Namun demikian, masyarakat tetap diimbau waspada.
“Masyarakat kami imbau tetap waspada, terutama saat bersentuhan dengan unggas. Intinya jaga pola hidup bersih,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Faralinda mengatakan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan ke Dinas pelaksana fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/kota atau petugas Puskeswan setempat, jika ada kematian ayam yang tinggi.
“Menjalankan biosekuriti di wilayah kandang, mulai dari pembatasan lalu lintas orang dari luar, menempatkan cairan desinfektan di wilayah masuk awal peternakan. Penggantian baju setiap masuk dan keluar kandang dan langsung dicuci setiap harinya sampai dengan pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan yang berkala,” sebutnya.