PEKANBARU – Dalam rangka pengendalian inflasi pangan, Petani Muda Riau (Pemuri) dan Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan Kementerian Pertanian Republik Indonesia melakukan penandatanganan piagam komitmen bersama. Kerja sama ini berlangsung di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Riau, Jumat (5/4/2024).
Hadir Pj Gubernur Riau (Gubri), SF Hariyanto diwakili Kepala Dinas Pertanian tanaman pangan dan Holtikultura Provinsi Riau, Syah Pahlevi. Kemudian Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Dr Idha Widi Arsanti diwakili Wili, serta Asisten II Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut, yang mewakili Pj Walikota Muflihun.
Serta Walikota Pekanbaru dua periode yang juga Pembina Pemuri, Dr Firdaus. Juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau Panji Achmad diwakili Deputi Sudiro. Turut serta para petani mewakili 12 kabupaten/kota.
Sebelum acara penandatanganan piagam komitmen bersama, petani utusan dari kabupaten/kota melakukan aksi bagi-bagi hasil pertanian kepada warga yang melintas di depan Gedung BI Perwakilan Riau.
Dalam sambutannya Ketua PEMURI, Ade Putra Daulay, MSi mengatakan organisasi yang fokus pengembangan sektor pertanian ini masih eksis tak terlepas dari dukungan pemerintah daerah.
“Petani muda Riau selalu eksis sampai sekarang, tak lepas dari dukungan pemerintah daerah, baik Pemko Pekanbaru, Pemprov Riau, serta stake holder lainnya,” ujar Ade Putra.
Dirinya juga berterima kasih atas respon dari Duta Petani Andalan di 12 kabupaten/kota. Untuk bersama-sama memberi kontribusi untuk pengendalian pangan.
“Kami ditantang Pak Pj Gubri untuk bersama bergandeng tangan tingkatkan komoditi untuk pengendalian inflasi pangan. Kami nyatakan siap dan sedia bahu membahu menyelesaikan masalah agar laju inflasi dapat dikendalikan,” sambungnya.
Salah satu upayanya seperti penggunaan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk subsidi biaya angkut dari daerah penghasil ke Kota Pekanbaru. Pihaknya sudah rapat juga bersama Dinas Perhubungan (Dishub) terkait realisasi kegunaan BTT untuk subsidi biaya angkut sehabis Lebaran nanti.
“Diharapkan kita sebagai petani di 12 kabupaten kota bergerak membantu pengendalian inflasi. Selain itu juga ada bantuan satu juta bibit cabai dan bawang di green house Pemuri yang nantinya akan didistribusikan ke lahan yang siap.
Sementara itu perwakilan Pusat Pendidikan Pertanian, Wili mengatakan pemerintah sedang mengoptimasi lahan rawa di sembilan daerah di Riau. Ia menegaskan produksi pertanian harus di genjot, namun tetap dengan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan melek teknologi.
“Tantangan ke depan itu regenerasi petani. Sekarang terjadi penurunan minat milenial jadi petani. Maka itu setelah dintervensi, telah tumbuh 136 ribu petani milenial yang kami latih. Dengan adanya DTM dan DTA agar bisa resonansi, supaya milenial tak perlu ke kota, tapi kelola lahan di wilayah masing masing,” sebutnya.
Pihak BI Perwakilan Riau, Sudiro mendukung acara ini. Karena kenaikan pangan di Riau sering terjadi kalau terganggu suplai atau produksi menurun menyebabkan inflasi.
Pihaknya merasa perlu perkuat sinergi dan kolaborasi untuk keterjangkauan harga dan pasokan. BI apresiasi komitmen Pemuri, DPM dan DTA agar bisa merealisasikan program pengendalian inflasi dengan maksimal.
Senada dengan itu Kepala Pertanian dan Tanaman Pangan, Provinsi Riau, Ir Syah Pahlevi menilai tantangan produksi pertanian saat ini begitu nyata. Penyusutan lahan pertanian dan berkurangnya petani terus terjadi.
“Apalagi umur petani di atas 50 tahun. Maka itu kita sangat mendorong agar petani kita sejahtera. Semua agar berpikir rasional pendapatan petani juga harus disesuaikan dengan level sektor lainnya, agar menumbuhkan minat milenial. Jangan sampai nanti mereka merasa salah memilih jadi menjadi petani. Kami berharap Pemuri, DPM/DTA membantu pemerintah mengendalikan inflasi,” ujarnya sekaligus membuka acara. (Rls)
