Pekanbarukini.com – Sempat beruntung menjadi salah satu negara yang bebas dari Corona sejak wabah merebak, kini Kepulauan Solomon laporkan kasus Corona pertama. Hal ini diumumkan Perdana Menteri Manasseh Sogavare Sabtu kemarin.
“Pasien adalah seorang pelajar pria yang kembali dari Filipina awal pekan ini,” demikian lapor kantor berita Xinhua mengutip detik.com.
Dikutip dari Straits Times, pasien Corona pertama yang dilaporkan disebut berasal dari Filipina. Sebelum keberangkatan ke Kepulauan Solomon, ia diketahui telah menjalani tiga kali tes atau pemeriksaan dan dinyatakan aman.
Namun, sesampai di Kepulauan Solomon, ia dinyatakan positif COVID-19. Pasien Corona pertama di Kepulauan Solomon tidak menunjukkan gejala apapun.
“Siswa, yang tidak menunjukkan gejala, ditempatkan di isolasi dengan dua kontak dekat lainnya,” Radio Selandia Baru melaporkan.
“Kasus baru ini secara efektif mengaktifkan langkah-langkah kesiapsiagaan dan respons yang telah direncanakan pemerintah selama delapan bulan terakhir,” kata Perdana Menteri Sogavare.
“Perencanaan, persiapan, simulasi, dan latihan tidak sia-sia dan pemerintah yakin akan kapasitasnya untuk menanggapi, menahan, dan mengelola situasi untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga,” katanya.
Namun, dia mengatakan tidak akan ada penutupan nasional untuk saat ini.
Siswa yang dinyatakan kasus pertama Covid-19 di negara tersebut, termasuk di antara lebih dari 400 warga negara Kepulauan Solomon yang terdampar di Filipina setelah perbatasan ditutup.
Pemerintah Kepulauan Solomon telah menjadwalkan tiga penerbangan untuk membawa pulang orang-orang itu, yang terakhir akan dilakukan akhir bulan sesuai rencana.
“Pemerintah saya sangat menyadari risiko yang terlibat dalam pemulangan siswa kami dari Filipina. Kami juga menyadari bahwa menjaga anak-anak kami di Filipina membuat mereka menghadapi risiko yang lebih tinggi,” sebut Perdana Menteri Sogavare.
“Sebagai pemerintah yang bertanggung jawab, kami tidak bisa menutup mata terhadap penderitaan anak-anak kami dan membawa mereka pulang adalah hal yang manusiawi untuk dilakukan,” katanya.***