Pekanbarukini.com (PEKANBARU) – Berangkat dari pengalaman betapa sulitnya masuk dan memiliki akses di dunia entertain, membuat Irvan Asmara, warga Kota Pekanbaru, membulatkan tekadnya untuk membantu banyak orang dalam menggapai mimpi dan kesuksesan.
Tahun 2020 lalu, pemuda asal daerah Jorong Talago Gunuang, Batusangkar, Sumatera Barat ini pun mantap membuka sebuah sekolah non akademis di Kota Pekanbaru bernama AsmaraNur Modelling School (AMS).
Baru setahun berdiri, sekolah modelling yang berlokasi di Jalan Gelatik nomor 25, Kampung Melayu, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru tersebut terbukti berhasil mencetak banyak model profesional dan menyabet sejumlah prestasi di ajang nasional dan internasional.
Tak hanya itu, AMS juga mampu melakukan pengembangan karakter dan mental terhadap para anak didiknya sehingga dapat bersaing dalam berbagai bidang dunia kerja.
“Kita mendirikan AMS ini dengan tujuan, sekolah ini dapat membentuk karakter dan kepribadian orang. Karena secara gak langsung, banyak orang menjadi bahan bully-an. Kenapa mereka dibully. Karena tidak bisa menyuarakan suara dia. Karena penakut, pemalu, inscure dengan orang disekitarnya,” terang Irvan, Kamis (1/7/2021) di Pekanbaru.
“Tujuan lain, saya merasakan betapa susahnya dulu, seorang diri masuk kedalam dunia entertain. Sehingga, dengan adanya sekolah ini diharapkan bisa membantu orang lain untuk masuk entertain,” tambahnya.
Irvan melanjutkan, AMS tidak hanya sekedar mengajarkan materi tentang dunia modelling. Lebih dari pada itu, pihaknya menjadikan pendidikan karakter, dan kepribadian sebagai pondasi dalam pengembangan bakat.
“Pertama kita membentuk kepribadian, karakter dan attitude (anak didik) dulu. Kemudian ada personal branding, grooming (peningkatan kualitas diri). Jadi setelah anak-anak ini lulus dari AMS mereka sudah siap tempur di dunia kerja. Bukan di level bawah, tapi di level yang lebih tinggi,” tuturnya.
Dikatakan Irvan, dalam kurun waktu setahun sejak didirikan, hingga saat ini sudah ada 197 orang siswa yang belajar di AMS. Di mana, dari jumlah tersebut, 98 persen di antaranya masuk dengan rasa kepercayaan diri yang rendah.
“Anak didik kita awalnya semua penakut, tidak percaya diri, pemalu. Jadi kita di sini itu sekaligus membentuk karekter dan meningkatkan keberanian dia. Berani ngomong, tidak malu-malu lagi. Kita tidak akan membiarkan terus-terusan seperti itu,” tuturnya.
“Saya menganggap mereka bukan sebagai murid, tapi adik-adik saya. Jadi kita memberi dorongan untuk kepribadiannya dulu. Jadi materi apapun yang diajari, itu nyangkut,” tambahnya lagi.
Sementara untuk materi yang diberikan, kata Irvan, pihaknya mengacu pada standar nasional dan internasional. Baik untuk kebutuhan pemotretan fashion, iklan makanan, minuman dan lain sebagainya.
“Jadi anak-anak ini punya kualitas tinggi. Dia mengerti tentang job yang dia geluti. Misalnya di Pekanbaru itu orang kan per pose. Tapi kalau anak-anak AMS ini per waktu. Jadi dia dalam satu menit itu dia sudah bisa menghasilkan foto2 yg bagus dalam jumlah yg banyak ,” ungkapnya.
AMS, lanjutnya, juga tidak membedakan-bedakan materi berdasarkan usia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa mendapat porsi yang sama.
Sebab, Irvan menganggap semua orang, dari berbagai suku dan kalangan berhak mendapat edukasi tentang modelling, termasuk bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
“Di AMS, kita selalu memberikan edukasi ke orang. Semua orang berhak merasakan apa materi yang kita ajarkan di sini. Siswa-siswa di AMS ini tidak hanya untuk orang normal saja. Seperti anak-anak autisme ada di sini. Anak-anak yang gagal mental karena menjadi korban perceraian orang tuanya ada di sini,” ungkapnya.
“Jangankan untuk catwalk. Untuk melihat orang saja dia tidak berani. Tapi Alhamdulillah, ketika di sini, kita didik dalam waktu hitungan minggu, hitungan bulan, dia langsung berubah dan tidak ada perbedaan sama sekali. Sama seperti anak normal lainnya,” tambah Irvan menuturkan.
Saat ini, dikatakan Irvan, pihaknya juga telah banyak menyalurkan bakat anak didiknya hingga ke berbagai belahan dunia. AMS juga telah di percaya menggarap banyak project periklanan, dalam skup daerah, nasional, maupun mancanegara.
“Alhamdulillah, di AMS semua periklanan kita yang pegang. Jadi iklan makanan, minuman, semua minta ke kita, model makeup, busana, katalog itu ke kita,” bebernya.
Sejauh ini, AMS juga telah berpartisipasi mengirimkan anak didiknya dalam ajang pameran busana di banyak negara. Salah satunya di Rusia.
“Terbaru, kemarin kita baru dari Indonesia Fushion Chamber di Bali. Kita juga sudah menang dalam ajang fashion dan kecantikan di tingkat nasional dan internasional. Wajah anak-anak kita ini sudah keliling dunia untuk foto katalog, mulai dari Rusia hingga ke Dubai,” demikian Irvan.
Dia pun berharap AMS, dapat lebih berkembang menjadi sekolah non akademis yang menyokong pendidikan akademis melalui pengembangan mental dan karakter.
“Saya juga berharap sekolah ini bisa semakin berkembang, semakin banyak yang bisa kita bantu, tidak peduli sukunya apa, mereka berhak merasakan edukasi dari kita. Mau dia gendut, mau dia kalangan bawah, mereka berhak merasakan masuk dunia entertain, mengetahui modelling itu seperti apa,” harapnya.
Irvan juga menargetkan, pada tahun 2022 mendatang, AMS telah bertransformasi menjadi sekolah modelling bertaraf internasional yang melahirkan bibit baru untuk mengharumkan nama daerah.
“Sehingga mereka bisa membanggakan orang tua dan daerahnya dengan pencapaiannya,” demikian Irvan. (rls)