Pekanbarukini.com (KAMPAR) – Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dan pemasarannya dengan rumus kewirausahaan dibungkus apik oleh peserta mahasiswa KKN UNRI Pekanbaru di desa Simpang petai, Rumbio jaya, Kabupaten Kampar, Riau pada hari Selasa, 9 Agustus 2022.
Sebelum pelaksanaannya, kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring telah dipersiapkan dengan matang. Mulai dari alat dan bahan-bahan. Bahkan percobaan pertama hingga kedua berhasil dilakukan oleh pemegang proker ini.
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat in adalah diskusi, paparan dan praktik pembuatan sabun pencuci piring. Diskusi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sabun pencuci piring. Metode pelatihan dilakukan dengan praktik atau demonstrasi pembuatan sabun pencuci piring. Metode praktik ini bertujuan agar peserta lebih memahami dan mudah mengingat proses pembuatannya, alt dan bahan yang digunakan adalah:
Bahan:
Alat:
– 1 kg Texapon kao
– 500 gr Sis
-1 kg Nacl
– 250 gr Labs
– 40 ml Bibit parfum jeruk nipis
– Ember besar 2 buah
– Ember keecil 2 buah
– Gayung
– Pengaduk kayu
– 8 gr pewarna hijau bubuk
– 15 gr Edta
– 15 Liter Air
Cara pembuatan sabun cuci piring:
– Larutkan Sis dalam 5 Liter air.
– Larutkan Texsafon, Naci, dan Labs sampai rata (homogen) tapa air, setelah larutan homogen tambahkan air 1 Liter dan aduk sampai rata, lakukan berulang sampai penambahan 5 Liter air.
– Masukkan larutan Sls kedalam larutan 5 Liter Texsafon. Nacl. dan Labs. aduk sampai rata dan tambahkan 1 Liter air.
– Larutkan Edta dalam wadah kecil, setelah larut masukkan kedalam larutan Sis,Texsafon, Nacl, dan Labs, aduk sampai rata. Tambahkan lagi 1 Liter air, kemudian aduk sampai rata. Larutan ini disebut larutan sabun.
“Semua bahan-bahannya sudah ditimbang sesuai takaran yang diperlukan, jadi tinggal dituang dan diuleni hingga kalis aja bahan-bahannya,” ujar Febby mahasiswi Hukum UNRI selaku pemegang proker.
Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring sendiri bertujuan untuk mengembangkan keterampilan masyarakat desa. Sedangkan pada kegiatan pemasaran dari sabun cuci piring yang telah dibuat, bertujuan untuk memajukan UMKM desa tersebut. Sesuai urutannya, kegiatan yang terlebih dahulu dilakukan adalah pelatihan pembuatan sabun cuci piring yang dikepalai oleh Febby seorang mahasiswi Hukum UNRI . Dalam penyampaian materinya sambil mempraktikkan, Febby dibantu oleh Putri dan Jihan mahasiswi Ilmu Hukum UNRI selaku moderator dalam kegiatan ini.
Materi-materi yang disampaikan dikemas langsung pada praktik pembuatan sabun. Akan tetapi, sebelum memulai praktik Febby dan kawan-kawan membagikan selebaran yang berisi alat dan bahan serta langkah-langkah pembuatan sabun cuci piring kepada peserta yang hadir. Dengan begitu, para peserta dapat mencoba mempraktikkannya sendiri di rumah sambil melihat prosedur pembuatan pada selebaran tersebut. Setelah semua peserta mendapatkan selebaran yang berisi prosedur pembuatan sabun cuci piring, Febby melanjutkan pada kegiatan praktiknya sesuai urutan langkahnya sambil menyebutkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan.
Selesainya praktik pelatihan pembuatan sabun cuci piring, dilanjutkan dengan sesi diskusi untuk pemasarannya. Sesi ini diisi oleh Rizky seorang mahasiswi Ilmu Ekonomi UNRI bersama dengan rekannya Alfi dan bosha adalah mahasiswa Ilmu Ekonomi UNRI . Mereka menyampaikan materi sangat jelas menggunakan media Elektronik. Jian langsung memaparkan perhitungan laba penjualan dengan rumus akutansi untuk harga jual sabun cuci piring. Perhitungan ini tentunya sudah disesuaikan dengan pengeluaran belanja awal bahan-bahan pembuatan sabun cuci piring. “Ibu-ibu gimana kita hitung laba penjualan dari 20%nya dulu ya?,” ujar Rizky kepada para peserta dan disetujui dengan antusias.
Sampai pada perhitungan Rizky yang menghasilkan harga jual sekitar 5ribu rupiah dari rumus akutansi untuk menentukan harga penjualan. Maka, jika sabun cuci piring tersebut ingin dikembangkan menjadi produk UMKM di desa Ciaretun Ilir dapat dijual dengan harga 5 ribu rupiah sudah mendapat laba sekitar 20%. Sabun cuci piring yang dibuat juga sudah memiliki merk sendiri yaitu ‘E-light’ pada label yang tertera di plastik.
Rangkaian kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dan cara pemasarannya berjalan dengan lancar. Kegiatan ditutup dengan pembagian sabun cuci piring yang telah dikemas rapi dan berlabel kepada para peserta. Kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama mahasiswa KKN dengan para peserta sambil menunjukkan sabun cuci piring yang telah dibuat. Para peserta yang hadir nampak antusias dengan kegiatan ini terutama saat praktik pembuatan sabun cuci piring yang banyak dari mereka maju-maju ke depan untuk melihat lebih dekat proses pembuatan sabunnya. (Rilis)