Pekanbarukini.com (JAKARTA) – Hacker Bjorka kembali berulah di Indonesia. Hacker yang sempat ramai karena ingin membocorkan dokumen rahasia Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu kembali membuat heboh dengan mengklaim telah membobol 44 juta data konsumen aplikasi digital MyPertamina milik PT Pertamina (Persero).
Bjorka dalam unggahannya di Breached Forum mengaku memiliki data MyPertamina sebanyak 44 juta konsumen, dan katanya data tersebut dijual senilai US$ 25.000 atau sekitar Rp 392 juta dan hanya bersedia dibayar dengan Bitcoin saja.
Lantas, benarkah data MyPertamina yang dicolong Hacker Bjorka sebanyak 44 juta data konsumen?
Asal tahu saja, MyPertamina adalah aplikasi layanan keuangan digital dari Pertamina yang terintegrasi dengan aplikasi LinkAja. Aplikasi ini digunakan untuk pembayaran bahan bakar minyak (BBM) secara non-tunai di SPBU Pertamina.
Nah, MyPertamina juga akan digunakan oleh pemerintah dan juga Pertamina sebagai salah satu cara penggunaan BBM subsidi tepat sasar.
Dari catatan CNBC Indonesia sebelumnya, pendaftar yang merasa berhak untuk mendapatkan BBM subsidi di Mypertamina baru mencapai 3 juta kendaraan atau konsumen. Itu artinya, masih jauh dari data yang ‘dicolong’ oleh hacker Bjorka tersebut.
Belum diketahui memang jumlah pendaftar di aplikasi Mypertamina. Namun, dari sumber CNBC Indonesia menyebut bahwa data tersebut tidak sebanyak yang dikatakan oleh hacker Bjorka.
Dikonfirmasi atas pencurian data konsumen oleh Bjorka, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting hanya menyebutkan pihaknya dan PT Telkom kini sedang melakukan investigasi untuk memastikan keamanan dan informasi data MyPertamina.
“Pertamina dan Telkom sedang melakukan investigasi bersama untuk memastikan keamanan data dan informasi terkait MyPertamina,” ucap Irto kepada CNBC Indonesia dengan singkat, Jumat (11/11/2022).
Sebelumnya, Bjorka menuliskan bahwa MyPertamina merupakan layanan finansial digital dari Pertamina dan terintegrasi dengan e-wallet LinkAja.
“MyPertamina adalah platform layanan finansial digital dari Pertamina yang terintegrasi dengan aplikasi LinkAja. Aplikasi ini digunakan untuk pembayaran non tunai saat mengisi bahan bakar minyak di SPBU (MyPertamina ia a digital financial service platform from Pertaminan that integrated with the apps LinkAja. This application is used for non-cash fuel oil payments at Pertamina’s public fueling stations),” tulis Bjorka dalam unggahan itu, dikutip Kamis (10/11/2022).
Dalam keterangannya ukuran data mencapai 30GB dengan terkompresi menjadi 6GB. Data tersebut diklaim didapatkan dari peretasan yang dilakukan pada November 2022.