PekanbaruKini.com
Ekbis

Survei Ungkap Warga Pekanbaru Lebih Memilih Bank Nasional Ketimbang Bank Daerah, Ternyata Ini Alasannya

PEKANBARU – Lembaga Survei Opini Rakyat (LSOR) merilis hasil survei terbaru yang mengungkap kecenderungan warga Kota Pekanbaru dalam memilih layanan perbankan. Survei ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat masih lebih percaya menabung di bank nasional dibanding bank milik pemerintah daerah.

Survei dilaksanakan selama hampir satu bulan, mulai 23 April hingga 21 Mei 2025. Sebanyak 470 responden yang telah memiliki hak pilih—dengan komposisi seimbang antara laki-laki dan perempuan—ikut serta dalam survei ini. LSOR melibatkan 47 mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Riau sebagai enumerator lapangan.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling, mencakup 15 kecamatan di Kota Pekanbaru. Dengan margin of error sebesar 5%, survei ini memberikan gambaran yang cukup akurat tentang preferensi perbankan masyarakat setempat.

Hasilnya, sebanyak 87,87% responden mengaku tidak menabung di bank milik pemerintah daerah, sementara hanya 11,28% yang menyatakan menabung di bank tersebut. Sisanya, 0,85%, tidak memberikan jawaban.

Ketua LSOR yang juga dosen Universitas Riau, Adlin SSos MSi, menjelaskan bahwa bank-bank nasional masih menjadi pilihan utama warga Pekanbaru. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menduduki peringkat teratas dengan 31,06%, disusul Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar 19,7%, Bank Negara Indonesia (BNI) 10,85%, Bank Mandiri 10,64%, dan Bank Central Asia (BCA) 7,45%. Sisanya terbagi pada beberapa bank lain.

Lebih jauh, survei ini juga mencerminkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan bank daerah. Sebanyak 39,36% responden yang pernah bertransaksi di bank daerah merasa belum puas atau tidak puas, sementara 37,45% menyatakan puas, dan 23,19% enggan memberikan tanggapan.

Beberapa faktor penyebab ketidakpuasan pun terungkap, antara lain:
– Minimnya jumlah ATM tarik dan setor tunai, yang dinilai menyulitkan oleh 37,87% responden.
– Kurangnya program diskon atau kerja sama dengan merchant melalui kartu ATM bank daerah, sebagaimana disampaikan 37,66% responden.
– Ketidakterlibatan bank daerah dalam aplikasi transfer gratis seperti Flip, yang dianggap mengurangi daya saing oleh 36,81% responden.

Dari sisi reputasi, 42,34% responden menyebut bank daerah masih perlu meningkatkan kepercayaan publik, meski 32,34% mengaku sudah puas dengan reputasi yang ada.

“Survei ini memberi sinyal penting bagi bank daerah untuk memperkuat layanan dan melakukan inovasi produk, agar dapat bersaing dengan bank-bank nasional yang sudah lebih dahulu dipercaya oleh masyarakat,” tutur Adlin.

Dengan temuan ini, diharapkan bank milik pemerintah daerah dapat mengambil langkah strategis demi meningkatkan pelayanan dan kepercayaan nasabah di masa mendatang. (rilis)