Pekanbarukini.com (PEKANBARU) – Tim Direktorat Intelijen Keamanan (Dit Intelkam) Polda Riau melakukan pemetaan tempat pemungutan suara (TPS) terisolir dan rawan terjadi bencana alam di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.
Hasilnya didapati sebanyak 8 desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang cukup sulit untuk bisa diakses di antaranya desa Terusan, desa Gajah Bertalut, desa Batu Sangan, desa Muara Bio, desa Subayang Jaya, desa Pangkalan Serai, desa Kota Lama, desa Ludai, desa Tanjung Beringin, desa Dua Sepaka, desa Sungai Santi dan desa Aur Kuning.
Kasubdit Politik AKBP Wawan Setiawan DitIntelkam Polda Riau mengatakan pemetaan itu dilakukan sebagai upaya menciptakan situasi damai di Pemilu 2024 ini.
“Mapping ini merupakan bentuk deteksi dini dalam rangka mengantisipasi gangguan Kamtibmas yang dapat timbul dari berbagai aspek khususnya dalam kegiatan Pendistribusian Logistik Pemilu 2024 di daerah terisolir maupun daerah rawan bencana,” ujar AKBP Wawan.
Menurut Wawan, untuk pendistribusian logistik Pemilu yang nantinya harus menggunakan sarana transportasi air, sangat disarankan menyiapkan sampan yang mempunyai kapasitas minimal 12 orang, sehingga memudahkan pengangkutan dan pendistribusian logistik bisa aman.
“Dari mapping yang kami lakukan, memang perlu kesiapan ekstra ya untuk transportasi logistik nantinya. Mengingat ini musim hujan dan rawan bencana. Butuh sampan yang lebih besar lagi dan juga perlu bungkus plastik untuk setiap kotak suara untuk mencegah kerusakan dokumen akibat pengaruh hujan,” terangnya.
Kemudian, setelah melewati jalur sungai menuju ke lokasi penyimpanan ataupun ke TPS nantinya. Distribusi peralatan memerlukan tenaga pikul ataupun kendaraan roda dua.
“Artinya beberapa desa yang terisolir ini butuh atensi dan perhatian khusus petugas nantinya,” kata Wawan.
Pemetaan ini jelas AKBP Wawan juga dalam rangka mengantisipasi gangguan Kamtibmas sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Riau No 7743 XII 2023 tentang penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi provinsi Riau tahun 2023.
“Dengan demikian, kita dapat mengikuti perkembangan situasi khususnya terkait dengan kondisi alam yang berada diwilayah pelosok seperti di Kampar Kiri ini,” imbuhnya.
Selain pemetaan, Wawan mengatakan sempat berdialog dengan warga setempat dan mengajak untuk tetap waspada terhadap bencana, kemungkinan naiknya debit air sungai Subayang, mengingat tingginya curah hujan saat ini.
“Warga juga diingatkan untuk senantiasa bersama-sama mendukung situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif pada masa Pemilu 2024. Dan bersama sama menjaga persatuan kesatuan, jaga keamanan lingkungan kita agar terciptanya Pemilu 2024 yang aman damai,” jelas Wawan.
Diceritakan Wawan, ia bersama tim butuh waktu berjam jam lamanya mencapai lokasi 8 desa tersebut. Diman, tim harus menyusuri sungai Subayang yang memiliki arus yang sangat kuat akibat luapan banjir menggunakan sampan katiting.
Sebelum berangkat, pihaknya mendapat informasi dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan bahwa Kecamatan Kampar Kiri Hulu merupakan salah satu daerah rawan bencana alam, terutama banjir dan tanah longsor.
“Minimnya akses jalan ke desa tersebut menyebabkan tim harus menempuh perjalanan menyusuri sungai selama 5 jam untuk sampai ke lokasi,” tutup Wawan.