Pekanbarukini.com (SIAK) – Harga kelapa sawit di tingkat petani bikin Ketua DPRD Siak, Indra Gunawan angkat bicara. Hal itu bermula dari keluhan para petani kelapa sawit di Kabupaten Siak. Apalagi, di Kabupaten Siak bertabur Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Indra Gunawan turut prihatin dengan kondisi harga di tengah petani. Ia pun geram dengan para pihak Pabrik Kelapa Sawit yang memanfaatkan momen seperti ini dengan petani.
Diketahui hal itu buntut dari pidato presiden Joko Widodo terkait larangan ekspor minyak CPO. “Kita minta jangan pula pihak pabrik menentukan harga beli secara sepihak, kasihan petani sawit,” kata Ketua DPRD Siak Indra Gunawan, Selasa (27/4/2022).
Dijelaskan Ketua DPD I Golkar Siak itu, padahal maksud dan tujuan dari presiden Jokowi itu memberikan teguran terhadap stakeholder ekosistem perkebunan kelapa sawit. “Ternyata hal itu dimanfaatkan oleh pabrik kelapa sawit nakal dengan menurunkan harga beli dengan petani,” jelas Indra.
“Dan saya sangat menyayangkan penurunan harga pembelian kelapa sawit yang dilakukan oleh pabrik,” geram Indra yang juga sebagai Waketum asosiasi DPRD kabupaten seluruh indonesia ( ADKASI ).
Lebih jauh dikatakan Indra, saat ini di Siak harga beli TBS ke petani yang sebelumnya diatas Rp3.000 kini malah tinggal Rp800. “Kami berharap ini menjadi perhatian khusus bagi seluruh stakeholder. Saya tak ingin ada konflik antara petani dengan PKS,” ungkap Indra.
Indra berharap pabrik kelapa sawit bisa menetapkan harga sesuai dengan harga yang dikeluarkan oleh tim penetapan harga dari Provinsi Riau.
“Jangan menaikkan harga sepihak, kita minta pabrik kelapa sawit mengikuti harga yang ditetapkan oleh tim dari Pemerintah Provinsi Riau,” tutur Indra.
Petani sebut Entah Apa Dalam Pikiran Pemerintah
Para petani kelapa sawit di Kabupaten Siak, Riau harus mengelus dada, pasalnya harga sawit yang beberapa bulan terkahir bikin petani senyum sumringah kini bikin menangis. Apalagi dimomentum hari taya Idul Fitri dimana kebutuhan finansial sangat dibutuhkan
Taslim (44) petani kelapa sawit di Kecamatan Siak, Kabupaten Siak mengatakan Ia terkejut dengan harga sawit tiba tiba anjlok serendah-rendahnya.
“Sekarang sawit kami di petani di beli dengan harga Rp800. Hancur rasanya,” kata Taslim.
Harga yang rendah tersebut membuat Taslim berfikir sinis terhadap pemerintah. Sebab, lanjut Taslim, rendahnya harga sawit sesaat setelah presiden Jokowi melarang soal ekspor CPO.
“Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran pemerintah? Kok sampai begini kali. Semua kebutuhan hidup naik, harga sawit di petani malah drop kali. Sudah kacau kali,” sebut Taslim.
Hal senada juga dikatakan petani sawit asal Kecamatan Mempura, Sugianto (39). Sugianto mengaku kecewa sekaligus sedih atas kondisi anjloknya harga sawit.
Saat ini, diceritakan Sugianto, ia dan keluarganya sangat bertumpu pada kelapa sawit dalam memenuhi kebutuhan hidup.
“Di momen lebaran idul fitri pulak seperti ini harga sawit. Kacau kali emang,” ujar Gianto.
Disampaikan Gianto, harga kelapa sawitnya dibeli dengam harga Rp820. “Bayangkan bang, biasanya satu ton kita dapat 2 juta lebih hampir 3 juta, sekarang cuma 800 ribu rupiah. Apa dapat 800 ribu rupiah dimomen seperti ini,” terangnya lagi.
Lebih jauh diceritakan Gianto, Ia memiliki 3 orang anak. Semuanya beranjak remaja. Ia tak ingin menghilangkan momen kebahagiaan anaknya.
“Saya anak tiga, semua sudah besar- besar. Tentu kalau lebaran ini beli baju, kue lebaran dan sebagainya. Kalau harga sawit seperti ini mau apa lagi,” tutur Gianto.