Pekanbarukini.com – Para guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Provinsi Riau mendesak pemerintah untuk segera mencairkan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang hingga kini masih tertunda untuk bulan September 2024. Keterlambatan pencairan ini menambah beban para guru yang sebelumnya juga mengalami penurunan signifikan dalam besaran TPP mereka.
Ketua ASN PPPK Guru 2022 Provinsi Riau, Eko Wibowo, mengungkapkan kekecewaan para guru atas situasi ini. “Keterlambatan ini sangat mengecewakan. Kami tidak mendapatkan penjelasan yang jelas mengenai penyebabnya, dan pihak terkait seharusnya memberikan informasi yang lebih transparan,” ujar Ekowi, Minggu (29/9/2024).
Keterlambatan pembayaran TPP kali ini menjadi sorotan, mengingat sejak tahun 2023 para guru PPPK di Riau sudah mengalami pemangkasan besar dalam jumlah TPP mereka. Gubernur Riau sebelumnya mengeluarkan surat keputusan yang mengurangi besaran TPP dari Rp1,8 juta pada tahun 2022 menjadi hanya Rp500 ribu pada 2023. Meskipun nominal TPP saat ini terbilang kecil, Ekowi menekankan pentingnya TPP dalam mendukung kesejahteraan para guru.
“Kami berharap pencairan TPP bisa dilakukan secepatnya, setidaknya sebelum akhir September. Jangan sampai menumpuk hingga harus dirapel bersama pembayaran gaji bulan depan. Kami meminta komitmen pemerintah untuk segera mencairkan jika memang dananya sudah tersedia,” lanjut Ekowi.
Para guru juga merasa semakin terbebani oleh ketidakpastian ini, terutama karena banyak dari mereka mengandalkan TPP untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Walaupun jumlahnya tidak besar, TPP sangat membantu. Kami berharap tidak ada lagi keterlambatan, baik untuk TPP maupun gaji di bulan-bulan berikutnya,” ungkap salah satu guru PPPK.
Desakan ini semakin mendesak mengingat kebutuhan hidup yang terus meningkat, sementara ketidakpastian pencairan TPP menimbulkan keresahan di kalangan guru PPPK. Mereka berharap Pemerintah Provinsi Riau segera menyelesaikan permasalahan ini dan memastikan pencairan TPP berlangsung lancar di masa depan, demi kesejahteraan para tenaga pendidik yang telah berdedikasi di provinsi tersebut. (rilis)